“Green Car“ Memasuki Era Baru Mobil EV dan Hydrogen

  • Home
  • “Green Car“ Memasuki Era Baru Mobil EV dan Hydrogen

Beberapa tahun belakangan ini, industri otomotif mengalami perubahan, terutama dalam segi bahan bahan atau sumber gerak dari mobil itu sendiri. Selama ini, kita mengenal mobil yang biasa dipergunakan sehari – hari menggunakan  mesin yang berbahan bakar bensin ataupun diesel. Mobil dengan bahan bakar ini, kita sebut dengan ICE (Internal Combustion Engine) adalah sebuah mesin yang sumber tenaganya berasal dari pengembangan gas-gas panas bertekanan tinggi hasil pembakaran campuran bahan bakar dan udara yang berlangsung di dalam ruang tertutup dalam mesin yang disebut ruang bakar (combustion chamber).

Selain mesin ICE ada juga ECE (External Combustion Engine). Mesin ECE adalah proses pembakaran bahan bakar terjadi di luar mesin. Prosesnya mirip dengan teknologi yang digunakan pada mesin uap. Panas yang dihasilkan akan mengubah air menjadi uap sebelum menghasilkan tekanan yang diperlukan untuk menggerakkan kendaraan. ECE memang sudah sangat lama ditinggalkan industri mobil karena banyak dianggap sudah tidak relevan. Meskipun dianggap sudah tidak cocok, namun masih ada pabrikan mobil yang membuat tipe mesin ECE ini.

Kelebihan mesin ICE itu sendiri memang banyak, salah satunya adalah mudahnya mencari sumber pengisian bahan bakar (SPBU), tetapi untuk kelemahan dari mesin jenis ini adalah polusi dan emisi karbon gas buang yang ditimbulkan akibat adanya pembakaran bahan bakar minyak pada ruang bakar.

Nah, saat ini perubahan menuju “Green Car“ ada pada 2 pilihan, yaitu EV (Electric Vehicle) dan Hydrogen Vehicle.

Pertama kita bahas mengenai mobil EV. Sejarah singkat kendaraan ini adalah sebagai berikut: di tahun 1832, ada seorang pria Inggris bernama Robert Anderson yang mengembangkan mobil roda tiga menggunakan baterai listrik. Temuan ini tercatat sebagai mobil bertenaga listrik (EV) pertama. Di Amerika Serikat, mobil listrik memulai debutnya sekitar tahun 1890 berkat William Morrison, seorang ahli kimia yang tinggal di Des Moines, Lowa. Kendaraan enam penumpangnya diklaim mampu mencapai kecepatan 22,5 km per jam saat ditenagai listrik.

Mobil EV semakin dikembangkan produsen otomotif dunia. Hal ini mengakibatkan khalayak ramai juga tertarik untuk membeli mobil ‘setrum’ ini. Mobil EV tergolong mobil canggih karena digerakan oleh sumber tenaga listrik dan banyak fitur yang dapat disematkan pada mobil tersebut.

Selain bebas emisi carbon gas, karena tidak adanya pembakaran ‘bahan bakar’, mobil EV ini memiliki beberapa keunggulan lainnya, yaitu:

  1. Suara yang senyap
  2. Pemakaian energi yang efisien
  3. Tingkat akselerasi yang instan
  4. Pajak yang menarik
  5. Perawatan yang mudah
  6. Bebas ganjil genap
  7. Battery dapat diisi dimana saja yang memiliki fasilitas SPKLU, bahkan dapat juga mengisi di rumah

Namun mobil EV juga memiliki kelemahan antara lain:

  1. Harga baru masih tinggi
  2. Jarak tempuh terbatas
  3. Waktu pengisian daya yang lama
  4. Infrastruktur (SPKLU) yang masih terbatas
  5. Ketergantungan pada Listrik
  6. Perawatan/penggantian baterai yang mahal

Jenis “Green Car” kedua adalah mobil hidrogen. Kendaraan ini adalah mobil yang mempergunakan gas hidrogen sebagai bahan bakarnya. Pada prinsipnya, kendaraan hidrogen menggunakan sebuah alat yang dinamakan fuel cell atau sel bahan bakar yang membutuhkan gas hidrogen dan oksigen untuk menghasilkan listrik setelah melalui sebuah melalui proses reaksi kimia terlebih dahulu. Itulah sebabnya pada kendaraan hidrogen biasanya terdapat tabung gas yang berfungsi layaknya tangki bensin pada mobil biasa. Hasil dari reaksi kimia pada alat ini hanyalah uap air. Jadi bisa dibilang kendaraan hidrogen adalah kendaraan yang sangat ramah lingkungan.

Listrik yang dihasilkan dari sel bahan bakar tersebut lalu digunakan oleh mesin listrik untuk memutar roda mobil. Itulah mengapa kadang mobil hidrogen juga sering dikategorikan sebagai mobil listrik karena memang menggunakan mesin listrik dan juga baterai layaknya mobil listrik biasa.

Sedikit sejarah mengenai mobil hidrogen, percobaan pertamanya dilakukan pada tahun 1804. Penemunya berasal dari Swiss, François Isaac-de-Rivaz. Ia adalah orang yang pertama kali membangun sel ini menggunakan ‘gas batubara’, yang dianggap sebagai pendahulu dari sel bahan bakar hidrogen yang kita kenal saat ini. Konsep mobil hidrogen dimulai pada tahun 1992, salah satunya dari brand Toyota. Toyota menjadi pabrikan otomotif pertama yang berhasil dan sukses melahirkan Toyota Fuel Cell System lewat model FCEV dengan konsep hidrogen. Lalu 10 tahun kemudian, yakni di 2002, FCHV – 3 resmi digunakan secara terbatas di Jepang dan Amerika Serikat. 

Kelebihan dari mobil Hydrogen antara lain :

  1. System pembakaran yang efisien
  2. Rendah emisi (emisi berupa air dan uap air)
  3. Performa lebih optimal
  4. Hemat biaya

Sedangkan untuk kelemahannya :

  1. Harga bahan bakar hydrogen masih tinggi
  2. Masih terbatasnya stasiun pengisian bahan bakar hydrogen
  3. Efisiensi produksi hidrogen dari elektrolisis air saat ini sekitar 75 persen
  4. Konversi hidrogen ke listrik dalam sel bahan bakar mencapai 60 persen, lebih kecil dibandingkan efisiensi baterai lithium.

Jadi, menurut kamu, mana ‘Green Car’ lebih baik? Electronic Vehicle atau Hydrogen Vehicle?

Kedua mobil tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Kembali lagi sebenarnya kepada kebutuhan pengguna kendaraan tersebut.

So, apakah kita sudah berani memulai untuk mempergunakan mobil “Green Car“?

Penulis : Ruditho

Tags: ,

Leave A Comment

two × three =