Design Thinking

  • Home
  • Design Thinking

Pernahkah kita berpikir kenapa sebuah perusahaan bisa menjadi besar dan produk-produknya banyak peminatnya? Seperti air minum mineral yang dijual di pasaran. Mengapa hanya air minum, tetapi orang-orang membelinya? Padahal di rumah, kita bisa merebus air dan langsung meminumnya. Dan bagaimana pula makanan mie dan bubur bisa kita buat dengan hanya diseduh dengan air panas. Secara tidak kita sadari, itulah salah satu contoh hasil dari sebuah proses design thinking.

Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa design thinking adalah sebuah proses untuk menyelesaikan masalah dengan berpikir secara kreatif. Design thinking ini membuat kita, atau business owner berpikir secara kreatif dan melakukan penelitian tentang apa yang sebenarnya orang-orang inginkan dan butuhkan sehingga bisa mempersingkat mereka untuk membuat atau mengkonsumsi sesuatu.

Dari sebuah proses itu dibuatlah sebuah model atau contoh untuk disebarkan ke publik apakah produk itulah yang mereka butuhkan. Dalam hal ini, seorang pengusaha harus berpikir secara out-of-the box. Namun, apabila publik tidak menanggapi suatu produk itu dengan antusias, maka mungkin produk tersebut tidak diperlukan oleh publik. Mengetahui hal tersebut, pengusaha harus mengevaluasi kembali produk yang telah dibuatnya itu dan melakukan proses-proses design thinking dari awal.

Design thinking ini dilakukan bukan hanya oleh seorang designer atau orang-orang yang bekerja di bidang kreatif saja, tetapi juga dilakukan oleh semua orang yang bekerja di segala bidang usaha.

Design thinking ini ada beberapa tahapan, yaitu inspiration, empathy, ideation, implementation and prototyping.

Di tahap inspiration, kita harus mengobservasi dan menyadari sebuah masalah dan kesempatan. Kita juga harus menyadari dari mana kita harus memulai, bagaimana kita bisa merealisasikannya, teknologi apa saja yang bisa kita gunakan, harga yang harus ditetapkan dan juga target market kita.

Di tahap empathy, kita harus mempunyai rasa empati terhadap klien, pengguna dan pelanggan. Di sini kita harus mengetahui dan mengerti apa yang orang-orang inginkan dan butuhkan, sehingga membuat hidup mereka lebih mudah dan menyenangkan. Di tahap ini juga kita harus mempunyai pengetahuan untuk lebih mengerti psikologis dan emosi orang-orang, seperti halnya bagaimana mereka mengerjakan sesuatu dan berpikir tentang dunia dan apa yang berarti untuk mereka.

Tahap selanjutnya adalah ideation. Ideation umumnya adalah mengungkapkan sebuah ide. Di dalam proses ini terdapat divergent dan convergent thinking. Untuk memulai divergent thinking, biasanya orang-orang akan dibagi ke dalam sebuah grup yang berbeda. Di dalam grup-grup tersebut, tim design akan melakukan diskusi dan memberikan ide-ide mereka satu sama lain yang idenya “outside the box”. Namun dalam convergent thinking, fokusnya adalah memilih proposal-proposal yang berbeda sehingga dipilih yang terbaik, yang mengizinkan kita untuk memproses design thinking berkelanjutan untuk mencapai tujuan akhir. Setelah mengumpulkan ide-ide dan menyelesaikannya, sebuah tim harus melalui proses pattern finding dan kombinasi yang bisa mengungkapkan suatu ide menjadi sebuah wawasan yang dapat mengantarkan sebuah solusi atau kesempatan untuk berubah. Dalam hal ini, bisa jadi sebuah visi untuk membuat produk baru atau pilihan untuk sebuah pengalaman baru.

Tahap selanjutnya dan terakhir adalah implementation and prototyping. Implementation adalah di mana sebuah ide dibuat menjadi sesuatu yang nyata. Inti dari implementation adalah proses prototyping, yaitu mengubah ide-ide menjadi suatu produk yang nyata dan jasa yang yang dapat diuji, dievaluasi, diulang dan disaring. Sebuah prototype dapat membantu untuk mempercepat proses inovasi karena dapat mengidetifikasi kekurangan dan kelebihan suatu produk sehingga dapat menghasilkan suatu solusi baru dan melahirkan ide yang baru pula.

Kesimpulannya adalah untuk melahirkan suatu inovasi baru, pelaku bisnis harus melakukan tahapan-tahapan design thinking yang telah dijelaskan di atas. Tanpa melalui tahapan-tahapan tersebut, kita akan sulit membuat sebuah produk yang berbeda dari yang lain dan yang dapat diterima oleh masyarakat, karena kita tidak mengetahui apa yang sebenarnya orang-orang inginkan dan butuhkan.

Penulis: Faradila

Tags: , , , ,

Leave A Comment

five × 4 =