Organizational Citizenship Behavior

  • Home
  • Organizational Citizenship Behavior

Organizational Citizenship Behavior (atau OCB untuk singkat) adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku positif yang dilakukan oleh anggota sebuah organisasi dan bukan merupakan bagian dari job description formal mereka. Perilaku tersebut adalah sesuatu yang mereka lakukan atas dasar keinginan mereka sendiri, untuk membantu kolega mereka, dan dalam prosesnya juga memberikan efek positif bagi organisasi secara keseluruhan.

Anggota organisasi yang merasa nyaman dan cocok dengan tempat kerjanya, mungkin akan bersedia untuk memberikan effort yang lebih bagi organisasinya. Bentuknya bisa dengan banyak hal, tapi menurut riset ada 5 bentuk perilaku yang sering terjadi.

Contoh perilaku OCB tersebut adalah:

  • Altruism – seorang individu menawarkan bantuan kepada coworker yang sedang membutuhkannya. Contohnya adalah saat ada karyawan baru yang masuk ke dalam unitmu. Kamu membantunya dalam masa adaptasi dengan mengajaknya berbicara dan memberitahukannya apa yang seharusnya dia lakukan.
  • Courtesy – Perilaku yang sopan terhadap kolega. Contohnya adalah menyapa coworker saat sampai di kantor atau menanyakan kabar dari anggota keluarga mereka yang kemarin baru saja sakit.
  • Sportsmanship – Kemampuan seseorang untuk ‘mengalah’ bagi coworker-mu. Contohnya adalah saat ada seorang coworker yang sedang berduka karena kehilangan anggota keluarganya. Kamu secara sadar mengambil alih tanggung jawab teman tersebut walaupun beban kerja kamu sendiri sebenarnya sudah banyak.
  • Conscientiousness – Kemampuan individu untuk menerapkan konsep kedisiplinan bagi diri sendiri dan mengerjakan pekerjaan diatas standar yang diberikan. Contoh dari perilaku ini adalah datang dan pulang dari kantor sesuai peraturan yang ada, walaupun tidak ada figur atasan yang mengontrol. Sembari melakukan hal tersebut, individu juga mengerjakan tanggung jawabnya dengan baik dan penuh.
  • Civic virtue – Individu merepresentasikan organisasinya dengan baik, walaupun dirinya sedang tidak dalam suasana bekerja. Contohnya adalah dengan menceritakan hal baik tentang organisasinya saat ia sedang berkumpul dengan temannya yang berasal dari luar organisasi.

Peristiwa OCB juga dapat menyebabkan dampak positif, baik bagi individu anggota organisasi, maupun organisasi itu sendiri.

Beberapa dampak positif dari terjadinya OCB bagi anggota organisasi:

  • Meningkatkan level kebermaknaan pekerjaan
  • Meningkatkan performa dan produktivitas
  • Meningkatkan kualitas interaksi sosial dengan kolega
  • Menciptakan rasa kebersamaan antar anggota organisasi
  • Mengurangi tingkat ambiguitas peran

Selain itu, dampak positif OCB bagi organisasi:

  • Peningkatan efisiensi operasional
  • Peningkatan produktivitas secara keseluruhan
  • Peningkatan kepuasan pelanggan
  • Peningkatan sumber daya (dalam bentuk waktu, effort, dan pengetahuan anggota)
  • Mengurangi tingkat turnover
  • Peningkatan retensi pelanggan

Peristiwa OCB bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja. Ada beberapa hal yang dapat mendukung, maupun menghambat terjadinya OCB.

Faktor yang membantu terjadinya OCB:

  • Kepuasan individu terhadap pekerjaan, dengan indikator: skill individu yang sesuai dengan perannya, nilai, sikap, komitmen & tanggung jawab individu yang sesuai dengan kultur organisasi, kecocokan dengan kolega & atasan, kualitas tempat kerja, dll.
  • Kepemimpinan, dengan indikator: sosok leader memiliki tujuan yang jelas, otoritas moral, antusiasme dalam memimpin, komitmen, keberanian, dipercayai oleh pengikutnya, dan juga memiliki atribut yang dibutuhkan untuk memimpin & melaksanakan tanggung jawab tim.
  • Suasana tempat bekerja yang positif, dengan contoh indikator: budaya saling menguatkan & saling menghargai, teamwork, komunikasi yang baik, sistem yang adil, kemampuan resolusi konflik, dll.

Penulis : Alvin

Leave A Comment

five × 4 =